Rabu, 17 April 2019

Indonesia Lagi Asyik Pemilu, Diam-diam Harga Minyak Naik - CNBC Indonesia






Jakarta, CNBC Indonesia

- Selagi orang-orang sedang sibuk memilih wakil rakyat favoritnya, harga minyak mentah dunia menguat  pada perdagangan Rabu (17/4/2019). Pasalnya China menunjukkan gelagat akan peningkatan permintaan minyak mentah.

Pada pukul 12:30 WIB, harga minyak Brent terangkat 0,33% ke level US$ 71,96/barel. Sedangkan harga minyak light sweet (WTI) naik 0,64% ke posisi US$ 64,46/barel. Sebelumnya, Brent dan WTI juga menguat masing-masing sebesar 0,76% dan 1,03% kemarin (16/4/2019).

Produksi kilang pengolahan minyak China naik hingga 3,2% YoY pada bulan Maret menjadi sebesar 53,04 juta ton atau setara 12 juta barel/hari. Fakta tersebut diungkapkan Biro Statistik Nasional China (National Bureau os Statistics/NBS). Dengan begitu, pada kuartal I-2019, produksi kilang China telah meningkat 4,4% YoY menjadi 155,37 juta ton atau setara 12,68 juta barel/hari.

Bahkan peningkatan produksi kilang terjadi di tengah masa perawatan beberapa kilang utama di China. Diketahui sepanjang bulan Maret, kilang Huizhou dan Changling ditutup karena masuk jadwal perawatan.

Penyebabnya adalah adanya kilang baru milik swasta, Hengli Petrochemical di Dalian yang telah beroperasi secara penuh. Kilang tersebut memiliki kapasitas produksi 400.000 barel/hari, membuat produksi olahan minyak China meningkat.

Kabar tersebut membuat kekhawatiran akan berkurangnya permintaan minyak yang selama ini ada di benak pelaku pasar makin surut. Bila permintaan naik, maka keseimbangan fundamental pun tak akan terbebani.

Hal yang serupa juga terjadi di Amerika Serikat (AS). Sesudah lembaga independen, American Petroleum Institute (API) mengatakan bahwa inventori minyak mentah AS berkurang 3,1 juta barel di minggu yang berakhir pada 12 April.

Namun sebagai catatan, pada Kamis (17/4/2019) dini hari waktu Indonesia nanti, ada data resmi pemerintah AS yang akan dirilis oleh Energy Information Administration (EIA) yang lebih dipercaya.

Bila angka API benar, maka akan membuat pasar makin bergairah. Sebab konsensus pasar yang dihimpun Reuters memprediksi adanya peningkatan inventori sebesar 1,7 juta barel. Berkurangnya inventori merupakan sinyal permintaan yang masih lebih besar dibanding pasokan di AS. Tak heran harga minyak terangkat.

Akan tetapi peningkatan harga minyak juga dibatasi oleh sejumlah sentimen negatif. (taa/hps)












Read More

Tidak ada komentar:

Posting Komentar